Menteri Rosan mengatakan membutuhkan investasi sebesar Rp13.032 triliun untuk tumbuh 8 persen

Menteri Investasi dan Hilir/Investasi Dewan Koordinasi (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menilai bahwa Indonesia perlu menyerap investasi senilai Rp13.032 triliun dalam lima tahun ke depan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029.

Targetnya jauh lebih tinggi daripada total investasi selama dekade terakhir yang mencapai Rp9.117 triliun.

“Dalam 10 tahun terakhir dari 2014 hingga 2024 investasi yang akan datang sekitar Rp9.100 triliun (Rp9.117 triliun). Lima tahun ke depan dari 2025 hingga 2029 (ditargetkan) mencapai lebih dari Rp13.032 triliun. Investasi itu diperkirakan akan memasuki konteks kami dapat mencapai 8 persen pada 2029,” SIV pada 2029. Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.

Menurutnya, investasi masih menjadi pendorong utama ekspansi ekonomi nasional. Sepanjang 2014-2024, total investasi domestik dan asing terus tumbuh stabil meskipun dihadapkan dengan tekanan global.

Diketahui, Kementerian Investasi dan Hilir/BKPM Merekam realisasi investasi pada Januari-Juni 2025 telah mencapai RP942,9 triliun atau 49,5 persen dari target tahun ini sebesar Rp1.905,6 triliun. Sementara untuk kuartal ketiga 2025, realisasi investasi diperkirakan telah mencapai sekitar Rp1.400 triliun atau 74 persen dari target tahunan.

Rosan Menekankan bahwa percepatan penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan sangat bergantung pada keberhasilan Indonesia menarik lebih banyak investor.

“Banyak sebenarnya Peluang Apa yang ada di dalam kita, yang sejauh ini hanya mungkin merupakan peluang tanpa implementasi yang kuat, “katanya.

Dia menyebut sektor energi terbarukan sebagai salah satu perbatasan investasi yang sangat menjanjikan, tetapi belum digunakan secara optimal. Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat, sejalan dengan arah Presiden Prabowo Subianto.

Selain sektor energi bersih, ia juga menyoroti sejumlah perjanjian perdagangan seperti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU CEPA) dan Kanada (ICA CEPA) juga diharapkan untuk memperkuat aliran investasi asing ke sektor manufaktur dan infrastruktur digital.

Sumber berita

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *