Saat ini semakin banyak generasi muda yang menjalani cuci darah akibat gagal ginjal. Kondisi yang dahulu identik dengan lansia kini mulai dialami pada usia produktif.
Dr Decsa Medika Hertanto, Sp.PD, K-GH, FINASIM, Dokter Ginjal RSUD dr Soetomo Surabaya, mengungkapkan tren peningkatan kasus gagal ginjal di usia muda salah satu faktor penyebabnya akibat pola hidup yang tidak sehat.
Tren kasus ini tidak serta merta meningkat kan? Dalam 5-10 tahun terakhir, angka kejadian gagal ginjal pada usia muda mulai meningkat. Khususnya pada usia 18 tahun ke atas di Surabaya," kata Desca kepada Basra, baru-baru ini.
"Penyebabnya bisa diabetes, hipertensi, batu ginjal, penyakit autoimun, atau infeksi. Namun rata-rata semuanya berakar pada pola hidup yang tidak sehat," lanjutnya.
Ia mengatakan, faktor risiko yang harus diwaspadai antara lain obesitas, tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, dan riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
Perubahan gaya hidup akibat kemajuan teknologi juga berpengaruh besar terhadap peningkatan risiko gagal ginjal di usia muda. Desca mengingatkan pentingnya aktivitas fisik sehari-hari.
“Dulu kalau mau beli makanan harus jalan kaki. Sekarang tinggal pesan lewat aplikasi. Aktivitas fisik jadi berkurang. Belum lagi tren makanan yang sedang viral, mukbang, semua orang mencobanya,” jelasnya.
Selain memperbanyak aktivitas fisik, Desca juga mengimbau masyarakat memperhatikan komposisi makanan. Seperti menghindari makanan tinggi garam, tinggi gula, dan produk ultra-olahan.
Dengan menjaga pola hidup sehat Anda dapat mengurangi risiko gagal ginjal.
Sedangkan pasien gagal ginjal muda yang datang ke rumah sakit mayoritas sudah dalam stadium akhir.
“Sekitar 80-90 persen pasien datang terlambat karena merasa tidak ada keluhan. Saat diperiksa ternyata sudah dalam tahap akhir,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya deteksi dini dengan mulai melakukan pemeriksaan kesehatan rutin minimal setahun sekali, terutama bagi mereka yang berusia di atas 25 atau di atas 30 tahun.
“Dulu pemeriksaan dianjurkan setelah usia 40 tahun, namun saat ini angka gagal ginjal semakin meningkat, sehingga mulai usia 25 atau 30 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin, terutama jika memiliki faktor risiko,” ujarnya.