Menteri Koordinasi untuk Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (Ahy) menyoroti standar konstruksi bangunan dalam insiden yang runtuh dari sekolah asrama Islam Al Khoziny Sidoarjo, Java Timur. Menurutnya, penting bagi setiap pihak untuk mematuhi standar membangun bangunan yang aman agar tidak runtuh dan menyebabkan korban.
Agus mengatakan dia telah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo tentang acara ini. Dia mengaku berduka karena banyak siswa di sekolah asrama Al Khoziny meninggal karena runtuhnya bahan bangunan. “Saya pikir ini adalah sesuatu yang sangat serius. Kami benar -benar harus merespons di masa depan sehingga tidak terjadi lagi,” kata Agus ketika bertemu di Cikini, Jakarta Tengah, pada hari Senin, 6 Oktober 2025.
Berdasarkan data dari Badan Manajemen Bencana Nasional, petugas per hari telah mengevakuasi sebanyak 50 mayat dan lima bagian tubuh di sekitar tempat kejadian. Agus menyatakan, kondisi para korban sangat sulit untuk diselamatkan karena banyak yang diperas dan terjepit oleh bahan bangunan. “Itu berarti, memang kita harus benar -benar mematuhi standar konstruksi, pengembangan fisik. Jangan membawa korban ini ke mana -mana,” kata ketua Partai Demokrat.
Merefleksikan kejadian ini, Ahy memerintahkan pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk memeriksa bangunan infrastruktur sehingga insiden serupa tidak terjadi lagi. Pemeriksaan ini dimulai dari gedung sekolah, rumah sakit, ke fasilitas publik untuk benar -benar memiliki kekuatan di gedung fisik mereka. “SOP ada di sana, kami menjaga ini sehingga tidak ada lagi peristiwa yang membawa korban seperti itu,” katanya.
Building Expert Building Institute of Technology November (ITS), Mudji Irmawan, menilai bahwa pembangunan sekolah asrama Islam Al Khoziny tidak memperhatikan konsep konstruksi bangunan yang benar. Alasannya, implementasi pembangunan tidak memperhatikan hubungan antara elemen struktural.
Menurutnya, hubungan antara elemen struktural, balok dan balok, dan balok dengan kolom harus dipertimbangkan jika membangun bangunan lebih dari satu lantai sehingga konstruksi menjadi kokoh dan kompak. “Konstruksi sekolah asrama Islam Al Khoziny tidak stabil karena kondisi hubungan antara struktur yang buruk. Jadi jika ada beban konstruksi tambahan pada lantai ketiga dan empat dan getar dinamis, struktur bangunan akan runtuh,” kata Mudji.
Dia juga menyoroti kegiatan doa Asar di jemaat yang dilakukan oleh ratusan siswa di lantai pertama, sementara ada kegiatan casting di lantai empat. Kondisi ini menyebabkan beban bangunan meningkat. “Selain itu, keberadaan getaran selama pekerjaan menyebabkan pembangunan bangunan menjadi semakin tertekan dan akhirnya runtuh,” kata Mudji.
Mudji menambahkan, bangunan seluas 800 meter tidak terpengaruh oleh rel kereta api di dekatnya. “Jarak antara rel dan bangunan cukup jauh (300 meter), sehingga rel kereta api tidak terlalu berpengaruh,” kata Mudji.
Hanaa septiana Berkontribusi untuk menulis artikel ini.
Opsi Editor: Dampak Ekonomi Cukai Rokok 2026 tidak meningkat