Tempo.co, Jakarta – PT Bank KB Bukopin TBK mengumumkan bahwa perusahaan telah menerima pinjaman tanpa waktu dari bisnis induknya, Kookmin Bank Co. Ltd. (KBHQ) sebesar Rp 3 triliun. Pinjaman ini ditandatangani dan dicairkan pada 26 Juni 2025.
Wakil Direktur Bank KB Bukopin Robby Mondong mengatakan KBHQ sebagai pemberi pinjaman adalah pengontrol perusahaannya yang memegang 66,88 persen saham. “Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman subordinasi abadi,” katanya dalam pengungkapan informasi Bursa Efek Indonesiadikutip Sabtu, 28 Juni 2025.
Hasil pinjaman ini, kata Robby, akan didaftarkan sebagai instrumen modal inti tambahan pada Juni 2025 kepada Otoritas Jasa Keuangan. “Dengan tujuan menambah dan memperkuat modal perusahaan,” katanya.
Selama kuartal pertama 2025, Bankopin KB Bank dan anak perusahaan membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 352 miliar. Direktur Presiden dan Keamanan Bank KB, Woo Yeul Lee, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan pemulihan kerugian bersih konsolidasian sebesar Rp 827 miliar pada periode yang sama 2024.
“Prestasi ini tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan mendasar secara keseluruhan melalui program transformasi yang telah dijalankan sejak 2021, setelah Recessi adalah bagian dari kelompok keuangan KB,” kata Yeul Lee dalam sebuah pernyataan tertulis, Kamis, 1 Mei 2025.
Dengan dukungan penuh dari KB Financial Group, katanya, Bank KB terus mempercepat transformasi di seluruh garis. Dengan demikian, ia menganggap ini dapat memacu pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah.
Perusahaan juga mencatat bunga konsolidasi dan pendapatan bunga bersih yang dicatat pada Rp 248 miliar pada kuartal pertama 2025. Gambar ini meningkat 8,93 persen dibandingkan dengan Rp 228 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada tingkat entitas induk, Bank KB mencatat pertumbuhan kredit yang sehat di semua segmen bisnis. Woo Yeul Lee mengatakan, pinjaman kredit halus atau normal di segmen ritel untuk sepeda motor dengan pertumbuhan 22,68 persen. Kemudian, diikuti oleh segmen perusahaan yang mencatat pertumbuhan 12,14 persen, serta segmen UMKM yang tumbuh 3,29 persen.
Secara keseluruhan, portofolio pinjaman saat ini tumbuh 14,87 persen setiap tahun. Yeul Lee menyatakan, pertumbuhan kredit kualitas ini membantu meningkatkan pendapatan bunga bersih menjadi Rp 184 miliar, atau naik 11,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan itu, margin bunga bersih (NIM) juga meningkat menjadi 1,09 persen dari 0,94 persen sebelumnya.
Annisa Febiola Berkontribusi untuk menulis artikel ini.
Opsi Editor: Untungnya, ekspor listrik ke Singapura