Tempo.co, Jakarta – Bandara Internasional Java Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, disaksikan oleh gubernur Jawa Dedi Mulyadi West karena dianggap tidak berjalan secara optimal. Dia mengatakan ini di peringatan 535 tahun pertemuan pleno Regency Majalengka, pada hari Sabtu, 7 Juni 2025.
Dedi Mulyadi Atau di Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyatakan keprihatinannya tentang aktivitas penerbangan Bandara Kertajati minimal. Dia bahkan memanggil bandara menyerupai “PeuteUy Selong“Yang di Sundan berarti Petai kering.
Selain itu, Dedi juga menyoroti pembiayaan yang harus ditanggung oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Dia bahkan mengatakan bahwa sejauh ini pemerintah provinsi Jawa Barat harus mencakup anggaran bandara sebesar Rp 60 miliar setiap tahun. “Nombok adalah Rp. 60 miliar untuk bandara setiap tahun. Apa yang harus saya lakukan?” mengatakan Kdm Di depan jajaran Forkopimda dan anggota Majalengka DPRD Sabtu lalu.
Liku -liku Bandara Kertajati
Bandara Bijb Kertajati memang memiliki sejarah dan cerita yang rumit. Bandara Kertajati secara resmi dioperasikan pada 24 Mei 2018 di era Presiden Joko Widodo. Namun demikian, pembangunan bandara Kertajati telah direncanakan sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri. Studi kelayakan bandara ini telah ada sejak tahun 2003. Izin pengaturan lokasi telah dilakukan sejak 2005.
Pengembangan awal, pemerintah provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa mereka dapat mendanai pembangunan bandara dengan APBD. Namun, pemerintah provinsi Java Barat tidak pernah menyadari pembangunan sampai 2011. Setelah ditinjau, pengembangan ternyata memerlukan alokasi APBN.
Setelah tujuh tahun ditinggalkan, konstruksi hanya dimulai pada tahun 2014 untuk mengerjakan pembersihan lahan dan yayasan. Pembangunan bandara Kertajati kemudian dimasukkan dalam Program Strategis Nasional atau PSN. Akibatnya, pengembangan dari 2015 hingga 2017 dilakukan dengan menggunakan anggaran Kementerian Transportasi.
Bahkan berusia dua tahun, bandara Kertajati berhenti beroperasi sementara karena Covid-19 pada bulan April 2020. Namun demikian, direktur presiden PT Bijb Kertajati pada waktu itu, Salahudin Rafi, mengatakan bandara telah tenang sejak pertengahan Januari 2020
Setelah terpengaruh oleh COVID-19, Jokowi menargetkan Bijb Kertajati untuk beroperasi penuh pada Oktober 2023. Tidak hanya itu, Jokowi pada waktu itu juga memesan penerbangan dari bandara Husein Sastranegara di Bandung ke Bandara Kertajati.
Setelah mengalami berbagai masalah sejak rencana pengembangan sampai tanpa penggemar, pemerintah telah menyiapkan rencana baru, yang mengubahnya menjadi pusat industri pemeliharaan pesawat (pemeliharaan, perbaikan, dan perbaikan/MRO) dan area Taman Aerospace.
Rencana ini diumumkan dalam penandatanganan Perjanjian Induk (HOA) dan Memorandum Pemahaman (MOU) antara PT GMF Aeroasia, PT BIJB, dan Kementerian PPN/Bappenas. Menteri Transportasi Dudy Purwagandhi menyatakan, proyek ini bertujuan untuk memperkuat kemerdekaan industri penerbangan nasional dengan memanfaatkan keunggulan lokasi bandara Kertajati.
“Rencana Pengembangan Taman MRO dan Aerospace diharapkan menjadi dasar kemandirian teknis dan daya saing industri penerbangan nasional,” kata Dudy dalam sebuah pernyataan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
Pemerintah berharap, dengan pengembangan MRO dan Aerospace Park, Bandara Kertajati tidak hanya gerbang penerbangan, tetapi juga pusat -pusat industri kedirgantaraan yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) dan Java Barat sebagai keseluruhan.