Menteri Koordinasi untuk Pembangunan Infrastruktur dan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono alias ahy menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar konstruksi bangunan, menanggapi insiden keruntuhan Musala Pondok Pesantren Putra al-Khoziny di Distrik Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 29 September 2025. Ahy telah membicarakan insiden tersebut dengan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, pemerintah provinsi Jawa Timur, ke Basarnas.
“Intinya adalah bahwa itu memang karena kondisi bangunan yang tidak layak, dapat dikatakan sesuai dengan standar konstruksi yang memenuhi aspek keamanan. Ini adalah penyebab keruntuhan bangunan, yang mengakibatkan banyak nyawa,” katanya di Kementerian Koordinat untuk Infrastruktur dan Kantor Pembangunan Regional, Jakarta Tengah, Senin, Senin, Senin, 20 Oktober.
Menurutnya, insiden malang itu menjadi pelajaran penting. Untuk alasan ini, ia mengingatkan bahwa standar konstruksi bangunan tentu telah memenuhi aspek kelayakan dan keamanan.
“Ini tentu saja tidak hanya berlaku untuk sekolah asrama Islam, tetapi juga sekolah, rumah sakit, Puskesma dan lebih banyak infrastruktur publik yang harus kita jaga bersama dan kita secara tertib bersama untuk keselamatan,” katanya.
Ahy Dorong pemerintah pusat ke daerah untuk memastikan standar konstruksi bangunan. Secara khusus, ia mengimbau pemerintah daerah untuk lebih proaktif dalam memastikan kelayakan dan keamanan infrastruktur bangunan publik di daerah tersebut, termasuk untuk bangunan yang bukan proyek pemerintah.
“Tidak hanya tindakan pencegahan, tetapi juga jika ada peristiwa, maka tindakan tanggap darurat, Pemulihan Itu juga harus cepat, “katanya. Dia menekankan bahwa tidak ada yang lebih penting daripada menyelamatkan nyawa manusia, meskipun itu tidak mudah.
Sebelumnya, Badan Manajemen Bencana Nasional (BNPB) menyatakan bahwa proses evakuasi Musala runtuh di sekolah asrama Islam Al Khoziny, Sidoarjo Regency, Jawa Timur telah memasuki tahap akhir. Wakil untuk manajemen darurat BNPB Budi Irawan menjelaskan, sekarang evakuasi meninggalkan sepuluh orang yang belum ditemukan di antara puing -puing reruntuhan bangunan.
Tim evakuasi menargetkan pembersihan puing -puing dan evakuasi para korban untuk segera diselesaikan. “Hari ini kami berharap kami akan menyelesaikan pembersihan dan evakuasi,” kata Budi di Sidoarjo pada hari Senin, 6 Oktober 2025 seperti yang dikutip Di antara.
Menurut Budi, BNPB telah menemukan 53 korban meninggal sampai 14.45 WIB hari ini. Berdasarkan daftar orang hilang yang dirilis oleh Dewan Sekolah Asrama Islam Al Khoziny, hanya ada sekitar 10 korban yang saat ini masih dimakamkan dalam reruntuhan dan masih dalam proses pencarian.
Ada enam korban yang terluka dari insiden yang saat ini masih menjalani perawatan. Sementara 96 orang telah dirawat dan satu orang tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
Selain itu, tim pencarian dan penyelamatan gabungan menemukan lima bagian tubuh di antara reruntuhan. Potongan -potongan tubuh saat ini masih dalam tahap identifikasi oleh tim identifikasi korban bencana (DVI) di Polisi Regional Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara di Surabaya.
Sultan Abdurrahman Berkontribusi pada penulisan artikel ini.
Opsi Editor: Bisakah runtuhnya sekolah asrama Islam al Khoziny diselidiki?