Jakarta –
Melintasi jembatan orang (Jpo) yang rusak dan membahayakan pengguna lagi dalam sorotan. Salah satunya seperti JPO Tipar Cakung yang telah lama rusak dan diabaikan.
JPO terletak di Jalan Raya Bekasi, tepatnya di Tipar Cakung, Jakarta Timur (Jakarta Timur). Kondisi JPO tanpa pagar membahayakan pengguna jalan yang lewat di sana ke viral di media sosial.
“JPO dan halte bus yang rusak tidak diurus. Sudah lama seperti ini, meskipun ini diperlukan oleh penduduk karena menyeberang sangat berbahaya dengan lalu lintas seperti ini,” tulis akun x @mdy_asmara1701.
Gulir untuk melanjutkan konten
Faktanya, JPO yang terlihat rusak parah membuat warga khawatir ketika mereka ingin menyeberang, terutama di malam hari, karena kondisi gelap.
“Selain rusak selama bertahun -tahun, ditinggalkan. Faktanya, itu juga berbahaya di malam hari, gelap tidak ada lampu,” tulis akun X @mdy_asmara1701.
Seorang pedagang di tepi JPO Tipar Cakung, Adi (48) mengakui bahwa JPO telah lama rusak. Dia mengatakan tidak ada perbaikan selama perdagangannya di dekat JPO.
“Ya, ini sudah lama sejauh yang saya tahu, karena saya berdagang tiga bulan di sini telah rusak seperti ini, tidak ada perbaikan,” kata Adi, lapor Di antaraJumat (4/25).
Berdasarkan pemantauan di lokasi, pagar pengaman di tangga naik JPO telah dikeluarkan. Beberapa bagian atap juga telah dilepaskan.
JPO terlihat berkarat dan kotor. Terlihat, beberapa bagian JPO berpori sehingga rentan longgar.
Adi mengatakan bahwa setiap hari selalu ada pekerja kantor dan penduduk yang melewati JPO yang tampak tidak layak untuk digunakan. Kondisi berbahaya JPO membuat warga khawatir.
“Ya, biasanya di pagi hari dan sore itu ada pekerja sibuk di sekitar sini melalui JPO, ada juga beberapa penduduk di sini. Sejauh yang saya tahu, tidak ada yang jatuh, hanya ngeri seperti itu,” kata Adi.
Warga Cakung, Randy (43), mengatakan kondisi JPO seperti ini bisa membahayakan penduduk setempat. Dia menganggap kondisi JPO Tipar Cakung tidak layak.
“Ya, ini bisa berbahaya, ngeri seperti ini tidak tepat. Masalahnya adalah bahwa itu bukan pengaman yang dipagari, standarnya agak pusing jika Anda melewatinya dan terus melihat ke bawah,” kata Randy.
JPO ditutup
Foto: Antara Foto/Fathul Habib Sholeh
|
Setelah viral di media sosial, JPO kemudian ditutup. Pemantauan Detikcom Di lokasi, Jumat (15/4), garis batas terlihat di jembatan. Garis pembatas melintasi area masuk pejalan kaki JPO dan sisi kanan dan kiri JPO.
Garis batas kuning-hitam dipasang oleh petugas kantor Jakarta Bina MARGA Timur. Garis batas adalah penanda bahwa JPO tidak lagi dapat dilewati oleh pejalan kaki.
Beberapa besi pendukung atau besi isolasi di sebelah kanan dan kiri JPO juga terlihat rusak. Atap JPO juga tidak terlihat.
JPO tidak lagi dapat digunakan untuk menyeberang. Selain JPO ada mantan Transjakarta Tipar Cakung Stop yang tidak lagi beroperasi.
Tetapi beberapa warga diketahui sering masih menyeberang. Salah satu penghuni SRI (45), yang menjual setiap hari di sebelah JPO, mengatakan bahwa ia masih sering menyeberang.
Dia mengatakan dia takut melewati JPO yang tidak pantas. Tetapi dia masih melakukan itu karena dia khawatir tentang kecepatan kendaraan yang cepat jika dia harus menyeberang jalan di bawah JPO.
“Ya, takut, apa yang Anda keluar jika Anda menyeberanginya di sini, kan? Anda takut dengan sepeda motor. Jika di pagi hari itu cepat,” kata Sri ketika bertemu di lokasi.
Sementara JPO ditutup, pejalan kaki yang akan menyeberang terpaksa menyeberang jalan melalui bagian bawah JPO. Warga juga harus menunggu lama sampai kendaraan diam hanya berani menyeberang.
Kondisi bodi jalan yang luas dan kendaraan yang melaju kencang yang dengan cepat membuat penghuni yang ingin melewati kesulitan. Saat lewat, penduduk juga harus mengangkat tangan sebagai penanda sehingga kendaraan memperlambat kecepatan kendaraan.
Seorang penduduk, Sri (54), mengatakan dia terpaksa melewati JPO untuk menyeberang. Biasanya dia melewati JPO meskipun rusak karena dia khawatir kendaraan itu cepat jika dilewatkan.
“Ya, itu melintasi bagian bawah, takut hanya kehabisan jika menyeberang di sini, kan? Anda takut dengan sepeda motor.
Hal yang sama dikatakan oleh Bara (23). Dia terpaksa menyeberang jalan di bawah JPO. Untuk Bara yang menyeberang jalan melalui JPO yang rusak, atau di bawah bagian bawah JPO sama -sama menakutkan baginya.
“Dua yang sama (lebih dari JPO atau di bawah JPO) menakutkan. Ya, takut bahwa hanya kadang -kadang ketika jalannya halus, mobilnya sangat cepat,” kata Bara.
“Jika Anda melewati bagian bawahnya, tunggu karena kurangnya kesepian, bahkan jika itu tenang, Anda takut sepeda motor cepat, Anda tidak tahu dari jauh,” pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(DEK/RFS)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspirasional dari kandidat polisi yang patut dicontoh di sini