Jaksa Penuntut KPK Membuka Pesan WhatsApp (WA) antara Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan buron Harun Misa saya. Pesannya berisi ucapan terima kasih dari Harun.
Pesan itu ditampilkan oleh jaksa penuntut di sesi pemeriksaan Hasto sebagai terdakwa dalam kasus penyuapan yang diduga penyuapan antar -waktu (PAW) untuk anggota DPR Harun Masiku dan penyelidikan. Persidangan diadakan di Pengadilan Korupsi Jakarta, Kamis (6/26/2025).
Pesan WhatsApp dikirim oleh Harun ke Hasto pada 4 Desember 2019. Ini suaranya:
Gulir untuk melanjutkan konten
“Pak Secretary General. A copy of the Supreme Court's decision and the original MA Fatwah MA entrusted in Mas Kusnadi. Thank you very much to the Secretary General and LBU Chairman of Ms. Megawati Soekarnoputri, Mrs. Puan Maharani and Pak Prananda and his staff Mas Dony and Mas Sayful, Mr. Djan Faridz and Pak Yasona Laoly and all our friends who were good at the attention and assistance of teman -temanku.
Jaksa penuntut menanyakan kebenaran pesan yang dikirim oleh Harun. membenarkannya.
“Benar?” Tanya jaksa mengonfirmasi pesan tersebut.
“Ya, itu benar, ini untuk nomor saya, itu berarti ini benar,” jawabnya Hasto.
Fatwa yang dirujuk oleh Aaron dalam pesan tersebut terkait dengan keputusan Mahkamah Agung nomor 57/p/hum/2019 tertanggal 19 Juli 2019. Fatwa diajukan karena perbedaan dalam interpretasi KPU ketika PDIP memperjuangkan pagar Masaraku menjadi anggota DPR yang menggantikan Riezky Aprilia melalui PAW.
Hasto mengatakan Ma Fatwa belum dilakukan. Alasannya, kata Hasto, adalah karena dinamika politik yang tinggi dan konsentrasi untuk pemilihan presiden.
“Jika percakapan ini benar, nomor ini juga sama dengan ketika Saeful Bahri mengadakan percakapan WhatsApp dengan saudara terdakwa. Pertanyaannya adalah, mengapa pada 4 Desember 2019. Meskipun Riezky ditunjuk pada tanggal 1. Tanya jaksa penuntut.
“Baiklah, terima kasih, izin mulia, sebagai latar belakang keputusan MA Fatwa pada 23 September, yang berarti bahwa sebelum pelantikan. Tentu saja pada waktu itu mempertimbangkan dinamika politik nasional dan tugas saya sebagai sekretaris tim pemenang pemilihan presiden, itu adalah tekanan politik yang sangat tinggi sehingga saya tidak melaksanakan MA Fatwa,” jawab Hasto.
“Jika fatwa MA segera dilakukan pada tanggal itu mungkin tidak ada masalah. Sekarang karena saya berkonsentrasi pada pemilihan presiden, rencana pelantikan pada 23 Oktober, banyak demonstrasi terjadi pada waktu itu, termasuk di Bawaslu, maka konsentrasi saya ada di sana. Jadi saudara laki -laki saya memberi WA karena saya meminta Brother Dewi untuk menyiapkan kronologi.
Lihatlah lengkap di halaman berikutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspirasional dari kandidat polisi yang patut dicontoh di sini