Bogor –
Pemerintah Bogor Regency memberi tahu 224 petugas bersama untuk memastikan keamanan hewan pengorbanan dari berbagai penyakit, terutama penyakit oral dan kuku (PMK). Ratusan petugas bersama dari berbagai profesi akan didistribusikan ke titik penampungan dan penjualan hewan pengorbanan.
“224 Petugas akan dikerahkan ke berbagai titik, termasuk kios, kios, peternakan, dan kandang, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan pengorbanan. Mereka akan menjadi garis depan dalam mendeteksi potensi penyebaran penyakit dan memastikan persyaratan 5. 224.
Rudy mengatakan, pemerintah Bogor Regency berkolaborasi dengan IPB University untuk mengerahkan dokter dan siswa bekerja sama dengan kantor peternakan hewan Bogor Regency.
Gulir untuk melanjutkan konten
“Kami, Kabupaten Bogor dan IPB, akan terus memantau titik -titik potensial dari distribusi penyakit hewan pengorbanan dalam dua minggu ke depan. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan hewan yang berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumbawa dalam keadaan sehat ketika dibantai,” kata Rudy.
Kepala Bogor Regency Disanak Nurhayati menambahkan, 224 petugas terdiri dari medis dan paramedis dari berbagai lembaga. Antara lain, tim dari Bogor Regency Disanak 78 orang, 28 sendiri -diri sendiri -Petugas Peternakan Hewan (PPS).
Selain itu, ada juga 100 siswa Veterinary and Biomedical School (SKHB), 5 tim dari Kementerian Pertanian, tim dari Kantor Makanan dan Peternakan Hewan Provinsi Jawa Barat, 3 orang dan dokter hewan praktis (PDHI Jabar) sebanyak 10 orang.
“Kegiatan ini bukan hanya bentuk pengawasan, tetapi juga pendidikan dan perlindungan bagi masyarakat. Kami ingin memastikan daging pengorbanan yang dikonsumsi oleh orang -orang di Bogor Regency memenuhi prinsip -prinsip asuh, yaitu aman, sehat, utuh, dan halal,” kata Nurhayati.
Sebagai upaya untuk mencegah penyakit hewan, Disranak juga telah melakukan vaksinasi antraks dan PMK terhadap sapi, kerbau, kambing, dan domba. Sebanyak 2.000 dosis vaksin antraks diberikan pada Mei 2025 dalam dua tahap, dan vaksinasi PMK dilakukan secara bertahap dari Mei hingga November 2025.
Nurhayati mengatakan, pemeriksaan dilakukan pada sekitar 1.900 sapi dan 523 domba di lokasi penggemasan, pasar dadakan, dan penampungan hewan pengorbanan, dari D-30 hingga D-1, dari 6 Mei hingga 5 Juni 2025. Sampai sekarang, kasus PMK telah ditemukan pada hewan pengorbanan di Bogor.
“Terima kasih Tuhan, sampai sekarang tidak ada kasus PMK aktif di Kabupaten Bogor, meskipun ada masalah yang beredar di beberapa daerah, tetapi setelah memeriksa, kondisinya dinyatakan aman. Pemeriksaan setelah pembantai hewan pengorbanan juga akan dilakukan pada 6-9 Juni 2025 oleh petugas medis dan siswa IPB,” katanya.
(Sol/Isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspirasional dari kandidat polisi yang patut dicontoh di sini