Tempo.co, Bondowoso – Presiden Prabowo Subianto meresmikan konstruksi dan pengoperasian 8 pembangkit listrik Panas bumi (PLTP) Pada hari Kamis, 26 Juni 2025. Total, kapasitas listrik yang akan dialirkan dari proyek panas bumi ini adalah 351,9 megawatt dengan investasi Rp 23,49 triliun.
Peresmian PLTP bertepatan dengan ratifikasi konstruksi dan pengoperasian 47 pembangkit listrik tenaga surya (PLT) dengan kapasitas 27,8 megawatt. Salah satunya telah beroperasi, yaitu Plts Bali Timur, sementara sisanya akan segera dibangun tahun ini.
“Pada sore ini, saya Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia meresmikan operasi dan pengembangan energi terbarukan di 15 provinsi dan peningkatan produksi minyak sebesar 30 ribu barel blok CEPU dan inovatif 5 PLTP Di Indonesia, “kata Prabowo melalui video konferensi.
Prabowo awalnya dijadwalkan untuk meresmikan proyek -proyek ini secara langsung di PLTP IjenBondowoso Regency, Java Timur. Tetapi acara itu dibatalkan karena kendala cuaca.
Dari total 8 proyek PLTP, Prabowo mengatakan sudah ada tiga pabrik yang secara resmi beroperasi secara komersial. Tiga tanaman terdiri dari Ijen PLTP di Java Timur, Sorik Marapi PLTP di Sumatra Utara, dan Salak Binary PLTP di Jawa Barat.
Sementara lima tanaman lain akan mulai dibangun tahun ini. Kelimanya adalah Ulubelu PLTP di Lampung, Muara Laboh PLTP di Sumatra Barat, Salak PLTP di Jawa Barat, Walikang Windu PLTP di Jawa Barat, dan Patuha PLTP di Jawa Barat.
Pemerintah mengklaim bahwa pengembangan proyek ini melibatkan sumber daya manusia dari 8.167 orang. Delapan PLTP ditargetkan untuk dapat memasok listrik untuk 390 ribu rumah tangga.
“Dengan proyek-proyek ini, untungnya masih ada banyak proyek besar yang harus kita lakukan dan akan diterapkan. Ini adalah upaya untuk membuat negara kita swasembada dalam energi,” kata Prabowo.
Opsi Editor: Untungnya, ekspor listrik ke Singapura