Selamat tinggal saudara perempuan saya Suryadharma Ali

Foto yang diambil pada 20 Mei 2014 menunjukkan Suryadharma Ali, Menteri Agama Indonesia dan juga ketua Partai Pembangunan Persatuan (PPP), berlari menuju Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta. Foto: Adek Berry / AFP

Suryadharma Ali adalah teman dekat saya ketika dia masih kuliah di Iain, yang sekarang mengubah namanya menjadi Uin Syahid Jakarta. Kami berdua belajar di Fakultas Tarbiah. Dia adalah junior saya, tetapi kami berdua tinggal di Asrama Putra Iain Jakarta.

Dia aktif dalam organisasi ekstra -Campus PMII, sementara saya di IMM. Azyumardi Azra adalah teman dekatnya di HMI. Ketika kami menjadi siswa, kami juga sering terlibat dalam kegiatan intra -campus. Suryadharma adalah siswa yang cerdas dan aktif dalam organisasi. Dia memiliki bakat kepemimpinan yang cukup menonjol.

Ketika saya menjadi pemeriksaan tesis dengan teman sekelas saya, Ace Saifuddin, yang juga seorang teman dekat Suryadharma, ia hadir memberikan dorongan. Tapi sejak lama, saya tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Hanya ketika saya menjadi komite dialog untuk pengusaha Muhammadiyah dengan pengusaha nasional saya bertemu dengannya. Acara ini dihadiri oleh banyak pengusaha nasional, terutama pengusaha keturunan Cina seperti Muchtar Ritayadi dari Lippo Group dan Dharmawan dari Department Store Matahari. Pada waktu itu saya cukup terkejut. Panelis dari pahlawan supermarket tampaknya bukan Kahfi Kurnia, tetapi Suryadharma Ali.

Saya benar -benar kagum dengan penampilannya. Saya melihat bahwa dia sangat fasih berbicara tentang bisnis, lengkap dengan semua tikungan dan belokan. Saya sangat berharap dia akan pergi ke dunia bisnis dengan serius. Selain itu, pahlawan supermarket sedang meningkat, dan kami mendorong orang -orang muda dari Muslim juga ingin fokus terjun ke dunia bisnis. Dan Suryadharma Ali adalah salah satu orang muda yang menjadi harapan pada waktu itu.

Suryadharma Ali. Foto: Antara Foto/Galih Pradipta
Suryadharma Ali. Foto: Antara Foto/Galih Pradipta

Namun sayangnya dia tampaknya lebih tertarik memasuki dunia politik dan memilih Partai Pembangunan Bersatu (PPP) sebagai tempat untuk berlabuh. Karyanya di dunia politik cukup berhasil sampai ia berhasil terpilih sebagai ketua umum PPP. Dia juga Menteri Koperasi dan Menteri Agama.

Ketika dia menjadi Menteri Agama, saya sering bertemu dan memberikan nasihat yang saya anggap penting. Ada satu saran bahwa dia mengakui bahwa dia sangat mendengarkan tetapi tidak bisa melakukan: sehingga para pejabat di Kementerian Agama tidak hanya didominasi oleh kelompok -kelompok tertentu.

Saya melihat hal semacam ini seharusnya tidak terlalu berat bagi menteri, saya katakan, karena menteri adalah ketua umum partai yang anggotanya berasal dari berbagai organisasi massa dengan berbagai latar belakang. Dia kemudian berjanji untuk menyadari saran itu.

Tetapi ketika ada pelantikan Eselon Tiga dan Empat di Kementerian Agama, tidak ada yang datang dari organisasi yang saya usulkan. Dia kemudian menelepon saya dan meminta maaf kepada saya karena tidak bisa melakukan apa yang saya harapkan.

Tak lama kemudian dia tersandung masalah dan ditahan di penjara Sukamiskin, Bandung. Saya datang berkunjung sambil bertanya, apakah teman -teman yang dulu dekat juga datang berkunjung. Jawabannya sangat mengejutkan saya.

"Semua setan," katanya sambil menggerutu.

Saya hanya bisa menghibur dengan mengatakan, "Ya, bersabarlah, itu hidup."

Sumber Berita

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *